Darah rendah dan kurang darah sering kali dianggap sama. Namun sebenarnya, kedua kondisi ini merupakan hal yang berbeda. Gejala darah rendah dan kurang darah memang sekilas tampak mirip, tetapi penyebab dan cara pengobatannya sangat berbeda.
Di dunia kedokteran, tekanan darah rendah dikenal sebagai hipotensi. Seseorang dikatakan memiliki kondisi ini bila tekanan darahnya kurang dari 90/60 mmHg. Angka 90 adalah tekanan darah saat jantung sedang berkontraksi (sistolik), dan angka 60 adalah tekanan darah saat jantung sedang relaksasi.
Tekanan Darah Rendah atau Hipotensi
Tekanan darah rendah dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti kekurangan cairan tubuh (dehidrasi), kehamilan, konsumsi obat-obatan tertentu, perdarahan, penyakit jantung, diabetes, atau gangguan hormon tiroid.
Gejala yang dialami penderita tekanan darah dapat berupa:
- Pusing
- Pandangan kabur
- Sulit berkonsentrasi
- Badan terasa lemas
- Kulit pucat dan dingin
- Napas pendek dan cepat
- Nadi teraba cepat dan lemah
- Pingsan
Gejala-gejala tersebut sering kali tidak spesifik dan dapat disebabkan oleh kondisi lain. Untuk memastikan diagnosis, dokter akan mengukur tekanan darah dengan alat sphygmomanometer. Bila perlu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan lainnya untuk mencari penyebab darah rendah.
Pengobatan untuk darah rendah tergantung pada penyebabnya. Namun secara umum, dokter akan menganjurkan untuk cukup minum air putih, meningkatkan konsumsi garam, namun tetap dalam jumlah yang wajar, rutin berolahraga, serta mengonsumsi obat untuk menaikkan tekanan darah.
Kurang Darah atau Anemia
Tubuh membutuhkan beragam nutrisi, seperti zat besi, protein, vitamin B12, dan asam folat, untuk memproduksi hemoglobin, yaitu komponen penting dalam sel darah merah yang berfungsi untuk mengikat oksigen.
Anemia terjadi ketika tubuh kekurangan hemoglobin, dan umumnya disebabkan oleh kurangnya asupan zat besi atau vitamin B12 dan asam folat. Penyebab anemia lainnya adalah perdarahan, kehamilan, kegagalan sumsum tulang dalam memproduksi sel darah, sel darah merah banyak yang pecah, dan penyakit ginjal kronis.
Gejala yang sering dirasakan oleh penderita anemia adalah:
- Sakit kepala
- Pusing
- Badan lemas
- Kulit tampak pucat atau justru kekuningan
- Kaki dan tangan terasa dingin
- Sesak napas
- Detak jantung menjadi lebih cepat
- Nyeri dada
- Suara berdenging di telinga (tinnitus)
Beberapa gejala tersebut memang sangat mirip dengan gejala hipotensi. Oleh karena itu, dokter biasanya akan menyarankan pemeriksaan darah di laboratorium guna memastikan diagnosis. Dari hasil pemeriksaan ini, dokter akan mengetahui kadar sel darah merah dan hemoglobin pasien.
Sumber : alodokter.com